Translate

Senin, 07 September 2015

Indonesia adalah Guru bagi Sepakbola Asia Tenggara

Masih ingat bagaimana tentara perang Amerika dikalahkan oleh tentara perang Vietnam? Jika tidak, sebaiknya sediakan kopi atau gorengan terlebih dahulu sebelum membaca tulisan ini, karena kita akan mengulas banyak sejarah di sini.

Indonesia adalah guru perang bagi Vietnam, lho kok bisa? Jadi begini, pada saat itu tentara Amerika kalah dalam perang Vietnam karena tidak mampu menghadapi serangan gerilyawan Vietcong. Gerilyawan Vietcong sangat menguasai medan pertempuran di hutan-hutan. Mereka sangat menguasai teknik perang bergerilya.

Teknik bergerilya tersebut ada hubungannya dengan Indonesia. Beberapa pimpinan gerilyawan Vietcong mengatakan bahwa mereka membaca buku “Pokok-Pokok Perang Gerilya” karangan Jendral AH Nasution dan menjadikannya pedoman mereka dalam menetapkan strategi. Nasution adalah salah seorang dari 3 Jenderal Besar bintang 5 di Indonesia.

Vietcong tidak berpatokan pada Mao Tse Tung yang juga ahli perang gerilya karena kondisi alam dan masyarakatnya berbeda. Kondisi alam dan masyarakat yang paling mirip dengan Vietnam adalah Indonesia dan itu ada dalam buku karangan Nasution.

Buku "Pokok-Pokok Gerilya Ini" sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, dengan judul "Fundamentals of Guerrilla Warfare", buku ini juga menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara, termasuk sekolah elite militer dunia, West Point, Amerika Serikat.

Sudah seharusnya kita sebagai warga negara Indonesia merasa bangga, karena kita mempunyai seorang tokoh yang menjadi sebuah inspirasi suatu negara.

Lalu apa hubungannya dengan judul di atas? Mbok ya sabar, diseruput dulu kopinya, dimakan dulu gorengannya.

Sudah siap? Hm. Bukan sampai disitu saja, Indonesia bukan hanya menjadi guru dalam hal peperangan, karena Indonesia juga guru bagi sepakbola Asia Tenggara.

Indonesia bisa dibilang satu-satunya timnas dari Asia Tenggara, bukan bukan, yang benar, Indonesia adalah peserta dari Asia yang pertama berhasil tampi di Piala Dunia, tepatnya saat piala dunia Perancis 1938 dengan nama Hindia Belanda. Pemainnya memang mayoritas orang Belanda, Mereka yang terpilih untuk berlaga di Perancis, yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan Achmad Nawir (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua NIVU, Johannes Mastenbroek. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji tiga pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan Hindia Belanda, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Belanda.

Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia FIFA 1938 hanya terdiri dari 2 negara, Indonesia (Hindia Belanda) dan Jepang karena saat itu dunia sepak bola Asia memang hampir tidak ada. Namun, Indonesia akhirnya lolos ke final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.
Setelah penampilan perdana itu, Indonesia tidak pernah lagi masuk babak pertama Piala Dunia FIFA, dengan hasil paling memuaskan adalah Sub Grup III Kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986. Ketika itu Indonesia hampir lolos ke Piala Dunia 1986 tetapi Indonesia kalah di partai final kualifikasi melawan Korea Selatan dengan agregat 1-6.

Jadi sudah boleh bilang kalau Indonesia adalah guru bagi sepakbola Asia Tenggara? Bisa dibilang begitu, karena Indonesia dalam hal sepakbola sudah maju terlebih dahulu. Meskipun sekarang sepakbola Indonesia sedang mengalami kemunduran.

Yang lebih lucu lagi, dulu mereka-mereka (Thailand, Vietnam, Laos, Malaysia, Singapura, dll) yang belajar sepakbola dari Indonesia, sekarang malah terbalik, Indonesialah yang sekarang rutin belajar dari mereka-mereka, belajar dalam artian Indonesia lebih sering mengambil hikmah disetiap pertandingan melawan mereka. Tapi Indonesia patut bersyukur, kenapa? Karena Guru yang hebat adalah Guru yang membuat anak didiknya bisa melampauinya.

Catatan penting : NIVU atau Nederlandsch Indische Voetbal Unie adalah sebuah organisasi sepak bola orang-orang Belanda di Hindai Belanda atau yang sekarang bernama Indonesia. Ada satu hal penting, karena dulu saat masih bernama Hindia Belanda, ternyata organisasi-organisasi sepak bola pada saat itu juga tak jauh-jauh dari konflik. Dahulu NIVU dan PSSI berkonflik, sekarang ada Menpora dan PSSI yang juga berkonflik. Lucu memang.

Sumber utama : Wikipedia

2 komentar: