Translate

Rabu, 16 September 2015

Semakin Langkanya Jomblo Revolusioner

Menilik kebelakang ke era pra kemerdekaan dan setelah kemerdekaan kita pasti tahu akan sosok Tan Malaka. Jika belum, barangkali pengetahuan sejarah kalian hanya mentok tentang Soekarno-Hatta saja. Bukan salah kalian kok, wajar saja karena setahu saya pelajaran di sekolah-sekolah ngga ada yang pernah membahas sosok Tan Malaka ini.

Siapa yang menyangka kalau bapak bangsa yang satu ini adalah seorang jomblo? Bertolak belakang dengan Soekarno yang punya image seorang playboy kelas atas.

Tapi yang harus bung pembaca ingat, Tan Malaka ini bukan jomblo seperti bung pembaca sekalian, jelas bedalah, masak Tan Malaka disama-samakan dengan bung yang jelas-jelas jomblonya sudah berada di tahap ngenes. Tan Malaka adalah jomblo revolusioner, sedangkan bung pembaca hanyalah seorang jomblo delusioner.

Sebenarnya Tan Malaka sempat punya beberapa pujaan hati, bahkan ia sempat menolak dinikahkan oleh wanita pilihan orang tuanya dan lebih memilih untuk dinobatkan sebagai datuk. Tan juga pernah beberapa kali menjalin kedekatan dengan seorang wanita, sekali di Indonesia, sekali di Belanda, dan sekali di Filipina. Tapi perhatian Tan terlalu besar untuk perjuangan (Indonesia).

Kalau saja Tan Malaka ngga jomblo mungkin ia ngga begitu fokus dengan gerakan revolusinya. Bayangkan saja, Tan Malaka ini sering pindah-pindah negara, sering diasingkan, sibuk menyuarakan ideologinya demi kemerdekaan 100% Indonesia. Lha kalau saja Tan Malaka punya pacar, ya pasti konsentrasinya terpecah belah, belum lagi kalau nanti pacarnya ogah LDRan, terus berantem akhirnya putus kan gawat bisa-bisa kehilangan fokus untuk kemerdekaan 100% yang sering ia suarkan. Barangkali untuk urusan ini kita mungkin harus bersyukur karena kejombloaan Tan Malaka, sehingga ia bisa lebih total dalam berjuang untuk kemerdekaan negeri ini.

Banyak sekali kisah percintaan Tan Malaka yang masih ngambang dan ngga pernah selesai dipelaminan, ia terlalu sibuk dengan pergerakan revolusinya, jiwa dan raganya hanya terfokus untuk kemerdekaan negeri ini. Sampai akhirnya ia tewas di ujung senapan tentara bangsa sendiri.

Image jomblo dahulu ngga separah sekarang, sekarang jomblo jauh dari image keren. Selalu jadi tolak ukur kegantengan seseorang, bahkan sering jadi bahan lelucon oleh Sapri pesbukers.

Jomblo yang bertebaran sekarang memang kelasnya beda, apalagi yang bertebar di facebook. Bung pasti pernah lihat, ada orang yang tiap hari bikin status "Morn sgl, sgl merapat, silahkan yang mau kenal boleh chat" sambil ditambahkan dengan emot titik dua bintang. Apa yang bung rasakan? Mau muntah. Wah sama.

Beda dahulu, beda sekarang. Bung juga pasti pernah lihat jomblo yang delusinya sudah akut parah? Mereka terlalu fokus dengan tokoh idolanya, mengagumi habis-habis idolanya, sehingga mereka lupa untuk menjalin hubungan dengan seorang lawan jenis yang nyata bukan hanya angan-angan di pikiran.

Seorang jomblo revolusioner sekarang memang langka, tak masalah. Hanya saja semakin berkembangnya jomblo yang tingkat delusinya sudah parah perlu ditekankan sedikit mungkin. Delusi boleh saja, akan lebih baik jika delusi ini kita arahkan ke hal yang positif.

Yasudah cuma segitu, jangan lupa makan ya mblo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar