Translate

Rabu, 17 Juni 2015

Opini Tentang Sepakbola Indonesia

Tepat pada tanggal 13 Juni 2015 Timnas Indonesia dibantai 5-0 oleh Timnas Thailand, sejak saat itu aku mulai baca-baca tentang pesepakbolaan Thailand.. Bagaimana mereka mengelola Liga secara profesional, pembinaan usia dini yang ter-koordinir, dan yang jelas minim mafia tai kucing.

Buat yang pengen tau tentang sepakbola Thailand silahkan klik disini.
Dan dua hari setelahnya timnas kita juga dibantai 5-0 oleh timnas Vietnam dalam perebutan medali perunggu. Otomatis Thailand emas, Myanmar perak, Vietnam perunggu. Kita? Dapet seng.
Selamat tidur panjang sepakbola Indonesia, ini adalah event resmi terakhir yang kalian ikuti, setelahnya kita tidak diperkenankan untuk ikut event-event lain..
Sungguh ironis. disaat sepakbola Thailand, Myanmar, dan Vietnam semakin maju dan berkembang, sepakbola kita masih berkutat dengan masalah klasik pesepakbolaan kita. Drama Menpora vs PSSI terus berlanjut dan entah kapan berakhir.. Mungkin ingin menyaingi episode Tukang bubur naik haji.. Semakin panjang dan berlarut-larut, tanpa tahu harus berhenti dititik mana.
Mirisnya lagi, perseteruan ini sudah menggiring kepersoalan lain. Iya, terjadinya blok-blokan antara dua pecinta sepakbola Indonesia. Pro Menpora dan Pro PSSI. Mereka sama-sama menggiring orang awam kesebuah opini publik.
"PSSI itu sarang Mafia, perlu direvolusi, sudah benar Menpora ini membekukan PSSI." Ujar si kentung, pendukung garis keras pro Menpora.
"Tai kucing. Menpora era Jokowi ini ngga tahu tentang sepakbola.. Ini tindakan konyol, PSSI itu paling tahu tentang seluk beluk sepakbola Indonesia. Copot menpora atau sepakbola Indonesia makin hancur." Ujar si brewok yang pro PSSI.. Berorasi tanpa kenal lelah hingga ludahnya menumpuk di mulut..
Telan dulu lidahnya wok, baru nyocot lagi. Haha.
Sebagai pecinta sepakbola nasional, yang tidak berada dibagian blok-blokan mereka.. Aku berharap semua ini cepat berakhir. Kita kembali bersatu, saling merangkul, saling bergandengan tangan untuk memajukan sepakbola Indonesia.. Terakhir kali masyarakat Indonesia merasakan Euforia yang luar biasa bersama timnas Indonesia itu saat mereka jadi runner-up piala AFF 2010 saat Indonesia menjadi tuan rumah. Kegilaan dan fanatisme terhadap timnas sangat tinggi, Meskipun di final dikalahkan Malaysia, tapi euforia kecintaan akan timnas begitu meluap-luap.. Berimbas dengan melonjaknya penjualan baju timnas KW dan pemain timnas Indonesia yang kebanjiran tawaran menjadi artis sinetron dan bintang iklan.
Setelahnya timnas kita seperti kehilangan gairah. Sempat terjadinya dualisme, liga yang pengelolaannya kurang profesional, dan lain-lain. Masalah sana-sini datang menghampiri, tergolong sejak tahun 2010. Setelah era Nurdin Halid berakhir tak serta merta masalah hilang begitu saja, era Djohar Arifin pun tak jauh berbeda. Mafia masih berada di atas angin, sepakbola gajah yang kian terang-terangan dilakukan, dualisme tak kunjung terselesaikan. Berimbas terhadap timnas yang loyo dan kurang sokongan mental.
Gairah sepakbola Indonesia kembali muncul, saat anak-anak muda yang tergolongan dalam timnas U-19 kembali memunculkan rasa optimis. Dengan mengusung target Piala Dunia U-20 di Selandia Baru, namun sayang impian tersebut harus kita kubur dalam-dalam. Piala Dunia masih jauh untuk kita, setidaknya jika carut marut ke-ruwed-an jajaran petinggi negeri ini masih sibuk dengan "isi perutnya".
Entah harus bagaimana, sepakbola Indonesia semakin hari semakin mengalami kemunduran. bahkan, terakhir ranking FIFA pun di bawah Timor Leste.. Sebuah negara yang dulunya termasuk bagian dari Indonesia..
Sumber : Google
Selagi sepakbola Indonesia di banned FIFA, sebaiknya fokus ke pembinaan usia dini.. Seperti Thailand yang mengadakan liga profesional resmi untuk usia dini. beda dengan Indonesia, liga usia dini hanya diadakan oleh pihak swasta bukan oleh PSSI.
Bukan cuma pemain dan jajaran PSSI yang harus berbenah. Semua hal tentang sepakbola, termasuk suporter. Sudah cukup melakukan tindakan bodoh, tindakan barbar, tawuran antar suporter. Tawuran antar suporter ngga bikin klub yang kalian dukung berprestasi, kena sanksi? Iya.
Yuk ah mari sama-sama berbenah, rindu timnas berprestasi kan? Rindu liga Indonesia bergulir kan? Stop juga bikin opini publik seakan ada pihak yang salah dan ada pihak yang benar. Kita semua sama, salah. dan perlu berbenah.
Tulisan ini cuma opini pribadi. boleh setuju, boleh juga tidak, dan sangat perlu untuk dikritik. Terimakasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar