Translate

Rabu, 25 Maret 2015

Mengawali Dengan Bermimpi

Dulu aku sempet pengen jadi Superhero, gara-gara terlalu sering lihat film Power ranger. Meskipun pakaian mereka ketat dan terlihat ngga begitu nyaman, tapi entah kenapa aku melihat sosok mereka itu keren tiada tanding.

Aku begitu kagum dengan ranger warna Pink, karena dia wanita, bagiku seorang superhero wanita itu punya nilai plus tersendiri.


Berjalannya waktu, aku mulai berfikir, kalo yang aku tonton itu cuma fiktif, aku ngga mungkin jadi Superhero, ngga mungkin jadi Power ranger, yang bisa aku lakuin hanya menjadi aku yang seperti ini.

Dan seiring munculnya kedewasaanku, kebiasaan itu mulai menghilang, aku tak pernah memimpikan apapun dalam hidup, aku ngejalanin hidup untuk hari ini, bukan untuk esok, lusa, atau masa depan. Aku terlalu bosan untuk bermimpi, terlalu takut untuk berharap.


 
Yang ada dipikiranku cuma "Lakukan hidup untuk hari ini, hidup untuk besok bisa dipikirkan nanti."

Lama kelamaan akupun merasa bosan dengan hidup semacam ini. Pagi minta uang saku ke orang tua, siang pulang sekolah minta makan dan uang ke orang tua, malam minta makan dan uang juga ke orang tua. Kegiatan akupun ngga begitu banyak, selain sekolah, main, terus tidur. Berasa jadi manusia yang ngga pernah diprogram untuk melakukan aktivitas lain.

Baru sekarang aku merasa kelabakan, saat ditanya orang tua, orang-orang terdekat aku, dll. Tentang "masa depan".

"Kamu habis lulus mau lanjut kerja atau kuliah?"

"Ngga tahu, lihat nanti aja deh."

Setiap ditanya hal tentang lanjut kerja atau kuliah, aku selalu menjawab tidak tahu. Aku ngga punya prospek kedepan. malu? Jelas!

Aku baru sadar, tentang pentingnya mimpi dan prospek hidup kedepannya, aku lupa kalau selama ini aku hidup di bumi, sebuah planet yang menuntut penghuninya untuk saling sikut.

Andai saja hidup itu sekedar melamun dan ngopi, mungkin ngga seribet sekarang. Andai saja iblis tidak menggoda Adam untuk makan Buah kuldi, mungkin di surga sana aku lagi ngadem di bawah pohon mangga sambil bermain harmonika. Duh tuhan, Surga memang syahdu, semoga engkau tak lupa memberikanku tiket untuk kesana.

Sekarang di Bumi aku kebingungan, memang bukan caraku untuk mengeluh, tapi mau gimana lagi aku ngga punya pilihan lain.

Ibu ku bilang, meskipun telat tapi masih ada waktu untuk aku bermimpi. Tapi aku bingung, mimpi seperti apa?

Setelah minta masukan kesana kemari, aku putuskan untuk mengawali mimpiku menjadi aku yang lebih sopan dan punya pikiran jernih.

Sekarang berasa punya kehidupan baru, dan seperti sosok aku yang terlahir kembail. Bau ku sekarang wangi dengan parfum yang aku temu tergeletak di emperan toko H. Rohit. Langkahku terasa lebih ringan, aku siap melangkah seribu kali lebih cepat dari mereka yang meremehkanku.

Kedepannya, aku pengen sekali ada orang yang bisa lihat punggung dan pantatku, meskipun tepos, Tapi bagiku itu tanda kalau aku sudah selangkah lebih maju dari mereka.

Bro, Jangan takut bermimpi, takutlah saat kalian sudah tak punya mimpi lagi dan jangan cuma bisa bermimpi, ingatlah untuk mewujudkannya juga! :))